Saturday 3 May 2014

Sejarah Dan Keunikan Situs Purbakala Sangiran



Situs Kepurbakalaan Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Tempat ini merupakan lokasi penemuan beberapa fosil manusia purba, sehingga sangat penting dalam sejarah perkembangan manusia dunia, karena itulah saya merangkum mengenai Sejarah Dan Keunikan Situs Purbakala Sangiran melalui postingan ini sobat.

Penelitian terhadap situs sangiran diwali oleh Eugene Dubois pada tahun 1893 dimana sebelum dia mengadakan penelusuran mencari fosil nenek moyang manusia di Sumatra Barat, tetapi dia tidak menemukannya.
Selain Dubois, tahun 1930-an penelususran dilakukan oleh GHR Von Koenigswald. Tahun 1934 Von Koenigswald berhasil menemukan kurang lebih 1000 alat batuan manusia purba yang pernah hidup di Sangiran.

Tahun 1936 Von Koenigswald berhasil menemukan fosil rahang atas manusia pdan selanjutnya ia memberi nama fosil Megantrophus Paleojavanicus. Tahun 1973 dia juga berhasil menemukan manusia purba yang dicari oleh Eugene Dubois yaitu Pithecanthropus Erectus. Penemuan kedua ini mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian lanjutan di situs sangiran diantaranya : Helmut de Tera, Movius, P. Marks, RW van Bemmelean, H.R van Hekkeren, Gert jan Barsta, Francois Semah, Anne Marie Semah, M. Itahara. Sedangkan peneliti-peneliti dari Indonesia yang serius menangani sangiran adalah: R.P Soejono, Teuku Jacob, S. Sartono, dan Hari Widianto.

Sangiran merupakan situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Areanya seluas 56 km² berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, atau sekitar 15 km utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Sangiran memberi informasi lengkap sejarah kehidupan manusia purba meliputi habitat, pola kehidupannya, binatang yang hidup bersamanya, hingga proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun (Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah).

Sementara itu, Museum Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi  ini. Di sini Anda dapat melihat sekitar 13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di Asia. Ada juga fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa, banteng, dan kerbau. Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil tinggalan kehidupan masa prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini menjadi sebuah museum megah dengan arsitektur modern. Di isni Anda dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya.

Situs Sangiran merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Sejak tahun 1977 situs Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).

Sejak ditetapkannya sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi, geologi, paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. 

Situs Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar.  Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.

Keunikan Situs Purbakala Sangiran

Sangiran memberi sumbangan tersendiri bagi masyarakat, khususnya di daerah sekitar situs sangiran dan masyarakat Indonesia, serta masyarakat dunia pada umumnya. Dengan kehadiran sangiran, masyarakat setempat dapat penghasilan dengan cara menjual berbagai macam fosil yang merupakan hasil temuan di situs sangiran.

Selain untuk masyarakat setempat, Sangiran juga memberi sumbangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia yaitu sebagai sumbangan pengetahuan. Sedangkan untuk dunia Sangiran dijadikan situs penelitian dan study evolusi manusia purba oleh para ahli dari berbagai penjuru dunia.

Sangiran juga memberi sumbangan yang sangat berarti bagi ilmu pengetahuan yaitu sebagai salah satu tempat bagi orang-orang yang ingin mengetahui situs prasejarah dan suaka purbakala sangiran. Secara khusus bagi mahasiswa yang menekuni ilmu sejarah, dimana sangiran menyimpan peninggalan-peninggalan masa lampau. Selai itu juga sangiran menjadi sumber bahan penulisan buku-buku prasejarah di Indonesia.

Koleksi yang berada di museum sangiran saat ini semua berasal dari sekitar situs sangiran. Koleksi – koleksi tersebut berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu batuan, sedimentani, dan juga peralatan dapur yang dulu pernah dibuat dan digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di sangiran.

Koleksi Musium Sangiran :

  • Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus , Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens.
  •  Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
  • Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
  • Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis.
  • Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.

Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.

Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.

Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata sobat dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional.

Satu lagi sobat, keunggulan Negara kita dengan mempunyai situs purbakala Sangiran, sehingga menjadi salah satu warisan situs dunia dari 8 situs warisan dunia yang ada di Indonesia (baca : Indonesia Mempunyai Situs Warisan Dunia Terbanyak di Asean ), semoga postingan Sejarah Dan Keunikan Situs Purbakala Sangiran bisa menambah khazanah pengetahuan kita tentang keunggulan budaya Indonesia. Semoga bermanfaat.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/
http://historyvitae.wordpress.com/
http://www.indonesia.travel/id/

0 comments:

Post a Comment