Situs Kepurbakalaan
Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Tempat ini merupakan lokasi
penemuan beberapa fosil manusia purba, sehingga sangat penting dalam sejarah
perkembangan manusia dunia, karena itulah saya merangkum mengenai Sejarah Dan Keunikan Situs Purbakala Sangiran melalui postingan ini sobat.
Penelitian terhadap
situs sangiran diwali oleh Eugene Dubois pada tahun 1893 dimana sebelum dia
mengadakan penelusuran mencari fosil nenek moyang manusia di Sumatra Barat,
tetapi dia tidak menemukannya.
Selain Dubois, tahun 1930-an penelususran
dilakukan oleh GHR Von Koenigswald. Tahun 1934 Von Koenigswald berhasil
menemukan kurang lebih 1000 alat batuan manusia purba yang pernah hidup di
Sangiran.
Tahun 1936 Von
Koenigswald berhasil menemukan fosil rahang atas manusia pdan selanjutnya ia
memberi nama fosil Megantrophus Paleojavanicus. Tahun 1973 dia juga berhasil
menemukan manusia purba yang dicari oleh Eugene Dubois yaitu Pithecanthropus
Erectus. Penemuan kedua ini mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian
lanjutan di situs sangiran diantaranya : Helmut de Tera, Movius, P. Marks, RW
van Bemmelean, H.R van Hekkeren, Gert jan Barsta, Francois Semah, Anne Marie
Semah, M. Itahara. Sedangkan peneliti-peneliti dari Indonesia yang serius
menangani sangiran adalah: R.P Soejono, Teuku Jacob, S. Sartono, dan Hari
Widianto.
Sangiran merupakan
situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Areanya seluas 56 km² berada
di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, atau sekitar 15 km utara Surakarta di lembah
Sungai Bengawan Solo. Sangiran memberi informasi lengkap sejarah kehidupan
manusia purba meliputi habitat, pola kehidupannya, binatang yang hidup
bersamanya, hingga proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak
kurang dari 2 juta tahun (Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah).
Sementara itu, Museum
Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi ini. Di sini Anda dapat melihat sekitar
13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di Asia. Ada juga
fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan
laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa,
banteng, dan kerbau. Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil
tinggalan kehidupan masa prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini
menjadi sebuah museum megah dengan arsitektur modern. Di isni Anda dapat
melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu,
hingga peralatan yang digunakannya.
Situs Sangiran
merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi
bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Sejak tahun 1977 situs
Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai
cagar budaya. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO
sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).
Sejak ditetapkannya
sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi sumbangannya terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi, geologi,
paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran
merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Situs Sangiran mencakup
tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta
Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar.
Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan
Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah
depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan
lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.
Keunikan
Situs Purbakala Sangiran
Sangiran memberi
sumbangan tersendiri bagi masyarakat, khususnya di daerah sekitar situs
sangiran dan masyarakat Indonesia, serta masyarakat dunia pada umumnya. Dengan
kehadiran sangiran, masyarakat setempat dapat penghasilan dengan cara menjual
berbagai macam fosil yang merupakan hasil temuan di situs sangiran.
Selain untuk masyarakat
setempat, Sangiran juga memberi sumbangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia
yaitu sebagai sumbangan pengetahuan. Sedangkan untuk dunia Sangiran dijadikan
situs penelitian dan study evolusi manusia purba oleh para ahli dari berbagai
penjuru dunia.
Sangiran juga memberi
sumbangan yang sangat berarti bagi ilmu pengetahuan yaitu sebagai salah satu
tempat bagi orang-orang yang ingin mengetahui situs prasejarah dan suaka
purbakala sangiran. Secara khusus bagi mahasiswa yang menekuni ilmu sejarah,
dimana sangiran menyimpan peninggalan-peninggalan masa lampau. Selai itu juga
sangiran menjadi sumber bahan penulisan buku-buku prasejarah di Indonesia.
Koleksi yang berada di
museum sangiran saat ini semua berasal dari sekitar situs sangiran. Koleksi –
koleksi tersebut berupa fosil manusia, fosil hewan, fosil tumbuhan, batu
batuan, sedimentani, dan juga peralatan dapur yang dulu pernah dibuat dan
digunakan oleh manusia purba yang pernah bermukim di sangiran.
Koleksi
Musium Sangiran :
- Fosil manusia, antara lain Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus robustus ), Meganthropus palaeojavanicus , Pithecanthropus erectus , Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens.
- Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau), Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinocerus sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).
- Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda ), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.
- Batu-batuan , antara lain Meteorit/Taktit, Kalesdon, Diatome, Agate, Ametis.
- Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu dan kapak perimbas-penetak.
Keseluruhan fosil yang
telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil
disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di
gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi
Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.
Ladang fosil di situs
Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam
yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi
merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi
perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
sejarah Bumi.
Keberadaan Kawasan
Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata sobat dapat melihat lokasi
temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini
arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran.
Sangiran merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun
internasional.
Satu lagi sobat, keunggulan
Negara kita dengan mempunyai situs purbakala Sangiran, sehingga menjadi salah
satu warisan situs dunia dari 8 situs warisan dunia yang ada di Indonesia (baca
: Indonesia Mempunyai Situs Warisan Dunia Terbanyak di Asean ), semoga postingan Sejarah Dan Keunikan Situs Purbakala Sangiran bisa
menambah khazanah pengetahuan kita tentang keunggulan budaya Indonesia. Semoga bermanfaat.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/
http://historyvitae.wordpress.com/
http://www.indonesia.travel/id/
0 comments:
Post a Comment